Senin, 02 Juni 2014

Mencari Calon Pemimpin Ibu Pertiwi

assalamualaikum..selamat pagi dan salam sejahtera untuk semua...

Juni,2014

Kulihat ibu pertiwi
Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang
Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa..

Cuplikan lirik lagu yang berjudul ibu pertiwi ini cukup menjawab mengenai kondisi negara Indonesia sekarang ini. Negara yang mempunyai kekayaan alam yang sangat berlimpah ini tak sebanding dengan SDM yang masih jauh yang diharapkan oleh pejuang kemerdekaan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa masalah moral dan belum ditegakkannya keadilan, merupakan hambatan untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini,

Berbagai macam kasus yang sulit dikendalikan saat ini, salah satunya adalah KORUPSI! Lihatlah elite negeri ini mulai dari menteri hingga ke bawah, rakus dengan namanya uang. Seakan-akan mata mereka digelapkan dengan kekayaan dunia semata. Janji-janji saat kampanye hanyalah isapan jempol belaka. Dapat dilihat pada kenyataannya, bagaimana sifat aslinya yang jauh dari harapan rakyat.

Lantas, bagaimana sikap pemimpin negeri ini? masih jauh dari sikap tegas, walaupun mungkin ekonomi negara ini semakin maju. Mungkin ekonomi memang maju jika dibandingkan dengan negara lain tapi tengoklah nasib para buruh, apakah mereka sudah merdeka? jawabnya belum. Puluhan hingga ratusan ribu buruh masih digaris bawah kekurangan. pertanyaan sekarang,sampai kapan buruh akan memperjuangkan hak mereka?

Memimpin negara ini merupakan bukan perkara mudah, dengan wilayah yang sangat luas dan terpisahkan oleh pulau-pulau serta jumlah penduduk yang banyak dan berbeda-beda macam suku,ras,dan golongan dibutuhkan pemimpin yang dapat merakyat,tegas,dan dapat menjawab semua keluhan rakyat. Janganlah jadi pemimpin yang hanya pintar berkampanye namun bodoh saat diberi tanggung jawab oleh rakyat.

Ingat tanggal 9 Juli 2014 kita semua yang menentukan calon pemimpin yang diharapakan dapat mewujudkan cita-cita bangsa.

Mengutip dari salah satu pernyataan presiden RI yang pertama "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."Ir.Soekarno 

Senin, 03 Februari 2014

Hantam atau lawan!!

Januari 2014 tentang suatu kondisi..

Kini tekanan sangat hebat melanda. Bagaimana bisa banyak target besar tahun lalu yang kandas begitu saja. Kenyataan ini yang mungkin dapat membuat orang menjadi gila. Hanya satu obat yang bisa melawannya yakni iman. Mungkin banyak di antara kita yang mengalami keterpurukan di akhir tahun atau bahkan di awal tahun, suatu kondisi yang wajar dalam menjalani sebuah kehidupan dunia.

Kata-kata di awal tahun yang selalu terucap, mulai resolusi, harapan, dan doa memang layak kita pandang merupakan suatu hal positif. Namun, dalam perjalanan waktu dan fakta , apa yang terjadi? Dapat kita nilai mana yang mayoritas dan mana yang minoritas harapan itu terwujud. Mungkin bentuk apresiasi kita yang harus di berikan kepada yang berhasil menjalani waktu 12 bulan dengan baik adalah pujian.

Kita tidak akan pernah mengetahui jika pujian tersebut adalah bomerang bagi pribadi yang di puji. Tuntutan untuk menjadi lebih baik dari tahun lalu mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang sulit di capai. Perlu keuletan dan kerja keras, apakah hanya 2 itu saja? Jawabnya adalah TIDAK! Kata pepatah banyak jalan menuju roma, tapi jalan mana yang akan di tempuh? Hanya hati yang bisa menjawab.

Jalan kehidupan yang sangat berliku ini jangan jadikan suatu hal yang dapat menghambat terwujudnya kebahagiaan dunia maupun akhirat. Keterpurukan seharusnya mampu untuk kita lawan karena kita yakin bahwa kita adalah makhluk yang kuat akal dan pikiran. Tangisan penyesalan adalah suatu kesia-siaan, kejadian yang telah berlalu merupakan pengujian mental kita.

        Diam hanya sikap pecundang, lawan..lawan..lawan..dan hantam! Suatu proses pada diri kita untuk menjadi insan yang kuat. Di kehidupan dunia ini hanyalah sandiwara belaka, permainan licik elite negara dan berkoar-koarnya iblis yang menyombongkan harta yang tak lain hanya titipan sementara. Peran antagonis inilah yang berbahaya bagi kmasa depan anak/cucu kita.